Laman

Jumat, 26 April 2013

Book Review: Cermin Ajaib dan Cerita-Cerita Lain



Siapa sih yang belom pernah denger nama seorang Enid Blyton? Yap. Beliau adalah seorang yang kekhatamannya dalam dunia perdongengan udah nggak diragukan lagi. Di kumpulan cerita Cermin Ajaib dan cerita-cerita lain inipun, Enid Blyton menunjukkan kepiawaiannya mencipta cerita.

Di buku ini, Enid Blyton menuangkan cerita-cerita yang bertema daily life. Settingnya di tempat-tempat sekitar anak-anak seperti di sekolah, di taman bermain, di kamar, di rumah, dan di pesta ulang tahun teman. Pastinya, si kecil sangat akrab dengan tempat-tempat tersebut, ya? Sebenernya, menurut pendapat saya pribadi setelah membaca ini, kita nggak cuma membaca cerita dan menikmati cerita, tapi juga mendapat pelajaran moral sederhana. Tentunya, pelajaran moral tersebut dikemas apik dan ringan sehingga sama sekali tak ada kesan menggurui dan berat.

Ambil contoh di salah satu ceritanya yang berjudul Cermin Ajaib. Cerita ini berkisah tentang seorang anak laki-laki bernama Sammy yang sangat suka memberengut. Wajahnya selalu ditekuk dan masam. Dia tidak pernah terlihat ceria dan gembira. Suatu hari Sammy bertemu seorang kakek bijaksana. Kakek tersebut menasihati Sammy supaya berwajah ceria dan bergembira layaknya anak-anak seusianya. Kakek itu juga berkata bahwa wajah seseorang terbentuk sejak ia masih kecil. Sammy tidak percaya. Lalu, Kakek itu menyuruh Sammy untuk menatap wajahnya lama-lama di cermin. Ajaib! Saat Sammy menatap dirinya di cermin, tiba-tiba cermin itu berkabut dan menampilkan bayangan sesosok anak laki-laki yang lebih besar. Anak lelaki yang sudah remaja itu juga berwajah sangat masam. Tidak ada yang mau bergaul dengannya. Bayangan itu hilang, digantikan dengan tampilan sesosok pria dewasa. Pria tersebut juga sendirian, masam, dan memberengut. Dia tidak punya teman dan selalu menghabiskan waktu sendirian. Tampilan pria dewasa kemudian hilang dan berganti dengan tampilan seorang kakek tua. Kakek tua itu hanya duduk di kursi goyang sendirian, tanpa cucu, tanpa keluarga, dan tanpa kebahagiaan. Sammy menjadi sangat takut melihat cermin ajaib itu. Esok harinya, Sammy mulai belajar untuk tersenyum, tertawa, dan lebih ceria sehingga akhirnya dia mempunyai banyak teman.

Moral of the story nya simple banget kan? Cerita itu menginspirasi anak-anak untuk selalu ceria dan tersenyum supaya banyak teman karena masa kanan-kanak memang seharusnya ceria dan memorable. Ada 6 cerita lain di buku ini yaitu: Boneka Paling Agung, Anjing yang Tahu Membalas Budi, Gadis Berupa Buruk, Anak Kambing yang Lincah, Lucy Periang dan Dicky yang Membosankan, dan Pak Licik. Semuanya dikemas dengan bahasa yang sesuai untuk anak-anak dan moral story yang light, simple, tapi tetap mengena.

Oh iya, buku ini berbahasa Indonesia ya moms, jadi bisa sebagai sarana untuk memperkenalkan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hihihi. Buku ini tidak berwarna dan gambarnya pun tak banyak. Jadi, menurut saya, cocoknya dibacakan ketika anak akan berangkat tidur.

Happy reading! :)

Penampakannya :)




Love,

@gesgeesges

2 komentar:

  1. akupun suka bacain buku enid blyton ke ezra tapi...sakses dicuekin hahaha. I love the simple stories with deep moral messages ;)

    BalasHapus
  2. Ada rekomendasi buku cerita yg bagus Mbak Cruth? :D

    BalasHapus